Selasa, 20 November 2012

Library 2.0



BAB I
PENDAHULUAN

Penggunaan teknologi di masyarakat sangatlah mendominasi. Hampir semua kehidupan masyarakat menggunakan teknologi. Perpustakaan pun harus mengimbangi fasilitas dan layanan dengan teknologi untuk mempermudah kegiatan di perpustakaan dan memudahkan pula pemustaka.  Terlebih kebutuhan informasi pengguna perpustakan seakan sudah tidak bisa dibendung lagi.  Pemanfaat internet (Inter Networking) sebagai penghubung antar jaringan komputer seperti sudah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat pengguna. Selain itu masyarakat pengguna juga lebih senang  memanfaatkan internet untuk mencari informasi daripada perpustakaan.  Karena hal tersebutlah perpustakaan juga harus mampu mengembangkan perpustakaan yang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan penggunanya.
Perpustakaan digital yang merupakan salah satu perpustakan yang berbasis teknologi menurut Pendit (2009:9) perpustakaan digital adalah sebuah produk akhir tanpa preseden; hadir begitu saja di masa kejayaan internet dan di tengah gempita globalisasi. Bahkan bagi sebagian orang yang tersihir oleh kata “digital”, perpustakaan digital seringkali hanya dikaitkan dengan teknologi komputer yang dianggap berdiri sendiri dan hadir di dunia ini seperti turun dari langit.
Internet dan perpustakaan digital sekarang juga sudah tidak dapat dipisahkan. Terlebih jaringan internet memberikan jalan yang mudah dalam pendistribusian informasi. Selain itu, pengadopsian dua teknologi baru yaitu internet dan web merupakan pendorong utama terbentuknya perpustakaan digital.
Bagian dari internet yang tidak lepas adalah Web. Dimana web merupakan program untuk mengakses server internet dan menampilan situs-situs web. Perkembangan teknologi terutama teknologi informatika tersebut sudah semakin luas dan semakin tertinggal jika tidak diikuti.
Tim O’Reilly memunculkan Web 2.0 pada sebuah konferensi tahun 2004. Namun, pada tahun 2005 Tim tersebut mencoba mendevinisikan ulang dan batasan-batasan Web 2.0 seperti yang telah disampaikan Sudarsono (2009) berikut:
1        Web 2.0 menggunakan jaringan sebagai landasan kerja yang menjangkau semua peralatan terkoneksi;
2        Penerapan web 2.0 memanfaatkan keunggulan intrinsik landasan kerja tersebut;
3        Menyediakan peranti lunak yang secara kontinyu diperbaiki karena semakin banyak pengguna yang berpartisipasi dalam upaya itu;
4        Memakai dan memadukan data dari beragam sumber termasuk dari setiap individu pemakai;
5        Menyediakan data dan jasa dalam format yang memungkinkan dipadukan oleh pihak lain;
6        Menciptakan keunggulan jaringan dengan memakai arsitektur yang cocok untuk partisipasi banyak pihak;
7        Melebihi kemampuan Web 1.0 karena diperkaya oleh pengalaman para pengguna.

BAB II
PEMBAHASAN

A.     Kemunculan Library 2.0
Dengan muculnya Web 2.0, perpustakaan dinegara maju juga menghadapi perubahan konsep dalam mengelola perpustkaaan. Perubahan konsep inilah yang disebut dengan Library 2.0 atau L2.0 yang kita terjemahkan menjadi perpustakaan 2.0 atau kita singkat saja menjadi P2.0.
Pada tahun 2005 Michael Chasey yang pertama kali mencetuskan pemakaian istilah Library 2.0 dalam blognya yang bernama Library Crunch. Kemunculannya tersebut menimbulkan perdebatan di kalangan pustakawan pada konferensi pustakwan tahun 2005.  Hal tersebut juga menimbulkan pro dan kontra. Pihak yang pro mengatakan bahwa dengan menerapkan Web 2.0 maka ada bentuk baru dari layanan perpustakaan.  Sedangkan mereka yang kontra mengatakan bahwa tidak ada perubahan mendasar dalam praktik kepustakawan dengan menerapkan Web 2.0
Dikatakan bahwa konsep P 2.0 menjadi layanan perpustkaan yang berbeda, diarahkan semata untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dewasa ini.  Sesuatu layanan perpustakaan yang selalu tersedia kapapun pengguna memerlukan. Oleh sebab itu pengguna TIK nampaknya menjaid Prasyarat.  P 2.0 dikembangkan dengan layanan perpustakan virtual berbasis Web Jantung P 2.0 adalah perubahan yang berpusat pad apemustaka.  Layanan perpustakaan disajikan dengan partisipasi pengguna. Ibaratnya seperti halnya restoran jepang yang mengundang penyantap ikut memasak masakah peasannya sendiri.  Model ini telah dilakukan antara lain oleh Yahoo dengan kemungkinan pengguna mengubah tampilah layar sesuai dengna yang diinginkan, dan diwujudkan dalam My Yahoo.
Dapat dibayangkan bawha perpustakan yang sudah menerapkan P 2.0 akan memiliki tampilan dasar umum dan tampilan perorangan sesuai yang diinginkan pengguna.  Namun P 2.0 tidak terbatas pada perwujudan tampilan saja.  Pengguna juga berpartisipasi dalam tiga funsi dasar suatu perpustakaan yaitu akuisisi, pengolahan pustaka, dan pendayagunaan koleksi.  Semua jasa perpustakaan dikembangkan dengan meminta masukand ari pemakai. Semua usaha peningkatan ini selalu dievaluasi pelaksanaannya.  Untukinilah interaksi antara perpustakaan dan pengguna dilakukan seara intensif.  Oleh karena itu ada yang beranggapan bahwa P 2.0 tidak harus dilakukan dengan penerapan TIK, selama interaksi dengan pengguna dapat dilaukan untuk meningkatan layanan.  Dengan kata lain, konse user oriented yang sudah lama dikenal oleh para psutakwan itu direvilatisasi kembali.  Namun jelas bahwa TIK akan sangat membantu dan memudahkan interaksi tersebut.

B.     Pengertian Library 2.0
Menurut Suwarto (2011) Pengertian Perpustakaan 2.0 adalah perpustakaan yang benar-benar beorientasi kepada pemakai, yang mendorong perubahan secara terus menerus, mengkreasikan layanan baik fisik maupun maya sesuai dengan keinginan pemakai, dan didukung dengan evaluasi layanan secara konsisten.
Sedangkan menurut Sudarsono (2008) mendevinisikan library 2.0 sebagai aplikasi teknologi berbasis web yang interaktif, kolaboratif, danmultimedia ke dalam layanan dan koleksi perpustakaan berbasis web, dan menyarakan agar definisi ini dapat diadopsi oleh komunitas ilmu perpustakaan. Dengan membatasi definisi tersebut pada layanan berbasis web, dan bukan layanan perpustakaan secara umum, dapat menghindarkan potensi kekeliruan dan dengan tepat dapat memberikan kesempata agar istilah itu dapat diteliti, diterorikan lebih lanjut, dan membuatnya menjadi lebih berguna dalam wacana profesional.

C.     Ciri-ciri layanan Library 2.0
Layanan Library 2.0 mempunyai ciri tersendiri menurut Suwanto (2009) ciri-ciri tersebut yaitu:
1.       ‘Chat Reference’ atau ‘Instance messaging’ yaitu layanan yang dapat langsung berbungan dengan pustakawan secara On-line, tanpa menunggu waktu untuk mendpatkan balasannya.
2.       Media Streaming, yaitu salah satu bagian dari layanan Chat Reference, yang menambahkan pangkalan data tutorial dengan bahan ajar On-line ( Peer Reviewed Instructional Material Online / PRIMO). Dalam prakteknya dapat dilakukanan dengan penambahan layanan Repository Digital.
3.       Blog dan Wikis. Blogs untuk perpustakaan-perpustakaan merupakan bentuk lain dari publikasi. Wiki utamanya adalah halaman Web yang terbuka, dimana setiap orang yang terdaftar dengan Wiki dapat mempublikasikannya, mengembangkannya dan merubahnya. Hal tersebut dapat merubah kepustakawanan, pengembangan koleksi yang kompleks dan instruksi keberaksaraan informasi (information literacy).
4.      Jaringan sosial. MySpace, Facebook, Del.icio.us, Frappr dan Flickr, adalah jaringan kerja yang telah menikmati popularitas besar-besaran dalam Web 2.0. Jaringan sosial lain yang patut dilakukan di perpustakaan adalah ‘LibraryThing’ yang memungkinkan pemakai mengkatalog buku mereka sendiri dan melihat apa yang dilakukan pemakai lain men-share-kan buku tsb.
5.      Tagging (Pe-ngetag-an). Dalam Library 2.0 pemakai dapat me-ngetag koleksi perpustakaan dalam katalog dengan menambahkan kata (Subjek) yang umum dipakai di masyarakat, tanpa membuang subjek yang telah dibuat pustakawan; dan oleh karenanya pemakai berpartisipasi dalam proses pengatalogan. Pe-ngetag-an (Tagging ) membuat penulusuran tambahan menjadi lebih mudah.
6.      RSS Feed. RSS Feeds dan teknologi lainnya yang semacam memberikan kepada pemakai suatu cara untuk mempersatukan dan mempublikasikan kembali isi dari situs lain atau blogs, mengumpulkan isi dari dari situs lain ke dalam suatu tempat tersendiri. Setelah perpustakaan mengkreasikan RSS Feeds untuk pemakai untuk melanggannya, termasuk meng up-date artikel-artikel baru dalam suatu koleksi, layanan baru, dan isi baru dalam pangkalan data langganan, perpustakaan tersebut juga mempublikasikan kembali isi dari situs mereka.
7.      Mashups. Mashup adalah aplikasi yang dicangkokkan, dimana dua atau lebih layanan digabung ke dalam satu layanan yang benar-benar baru. Library 2.0 adalah mashup. Mashup tersebut adalah suatu blog hibrida (suatu blog yang dihasilkan dari 2 sistem yang berbeda), wikis, media streaming, pengumpul isi, berita instant, dan jaringan sosial. Library 2.0 mengingatkan pemakai ketika mereka masuk (Log-in) kedalam suatu sistem. Library 2.0 memperbolehkan pemakai mengedit data OPAC dan metadata, menyimpan tag pemakai, surat menyurat instant dengan pustakawan, memasukkan data wiki dengan pemakai lain, dan mengkatalog semua tentang hal tsb. dengan pemakai lain.
8.      Model spesifik dari Perpustakaan 2.0 akan berbeda untuk setiap perpustakaan. Setiap perpustakaan mempunyai titik permulaan yang berbeda. Melalui kolaborasi antara staf dan pemakai, akan dapat mengembangkan ide yang jelas tentang bagaimana model ini dapat bekerja untuk perpustakaan Anda.
Selain ciri-ciri tersebut Suwanto juga menyebutkan bahwa ciri paling jelas dari library 2.0 adalah terjadinya relasi interaktif, multiarah, dan partisipatif antara pengguna dan pustakawannya, serta sistem kerja dan koleksi yang bersifat kolaboratif (dari banyak sumber) selalu dinamis. Praktik library 2.0 di Indonesia dapat ditandai dengan mulai berkembangnya software sistem otomasi perpustakaan (SOP). Baik yang bersifat gratis (open source, seperti ”Senayan” dan ”Athenaeum Light”) maupun yang berbayar.

D.    Konsep Library 2.0
Menurut Sudarsono (2008) sebuah teori untuk library 2.0 dapat diketahui memiliki 4 elemen penting berikut:
1.    Terpusat pada pengguna.
Pengguna berpartisipasi dalam pembuatan konten dan layanan yagn terlihat dalam tampilan web perpustakaan, OPAC, dll.
2.    Menyediakan sebuah layanan multimedia.
Menyediakan koleksi –koleksi non buku seperti komponen video dan audio visual. Walaupun hal ini jarang sekali dianggap sebagai fungsi library 2.0 disini disarankan agar seharusnya begitu.
3.    Kaya secara sosial
Tampilan web perpustakaan berisi tampilan pengguna.
4.    Inovatif secara bersama-sama
Perpustakaan siap merubah pelayanannya, mencari cara baru untuk memberikan kesempatan masyarakat, bukan saja perorangan, untukmencari, menemukan, dan menggunakan informasi.
Menurut Sudarsono konsepsi Library 2.0 terbaik adalah sebuah tatap muka jejaring sosial yang dibangun para pengguna. Library 2.0 adalah OPAC yang dipersonalisasi yang mencakup IM, RSS feeds, blog, wiki, tag, serta profil umum dan swasta di dalam jejaring perpustakaan.

E.     Penerapan Library 2.0
Untuk menerapkan perpustakaan yang berkonsepkan web 2.0 atau library 2.0 Hakim (2010) ada 5 langkah untuk penerapan library 2.0 yaitu
              1.     Meningkatkan kualitas dan kuantitas koleksi tercetak dan koleksi digital
Perpustakaan perlu meningkatkan kualitas serta kuantitas koleksi tercertak maupun digital yang dimiliki perpustakaan. 
                       2.         Memperbaiki aplikasi otomasi atau perpustakaan digital yang dimiliki perpustakaan.
Apliasi otomasi sudah banyak diterapkan oleh perpustakaan saat ini. namun, sayangnya perpustakaan tersebut belum mengadopsi konsep Web 2.0.  agar konsep web 2.0 dapat berjalan ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu mendesain OPAC yang dilengkapi dengan fasilitas pemberian komentar atau review terhadap koleksi yang dimiliki perpustkaaan, fasilitas pemberian nilai terhadap koleksi yang ditelusur melalui OPAC, fasilitas unggah koleksi digital, fasilitas usulan pengadaan koleksi, serta fasilitas pemberian saran bagi pengembangan perpustakaan.
                       3.         Memanfaatkan free open source software berbasis web untuk membangun otomasi dan pengembangan perpustkaan digital.
Kata digital terdengar sangatlah mahal, namun dengan pemanfaatan opes source software yang berbayar akan memudahkan dalam pengembangan perpustakaan digital dalam upaya library 2.0.
                       4.         Memanfaatkan Content Management System guna pengembangan Library 2.0.
Content management system (CMS) adalah sebuah sistem yagn mempermudah penciptaan sebuah website dinamis, dimana dalam sistem ini pengelolaan isi dan tampilan teknis dipisahkan antara editor, web master, web designer dan web developer.  Dengan aplikasi tersebut diharapkan perpustakaan mampu menciptakaan ensiklopedi online dan membangun forum diskusi online.
                       5.         Memanfaatkan situs-situs jejaring sosial guan membangun forum komunikasi dengan pengguna perpustkaaan
Situs jejaring sosial sangat diminati oleh masyarkaat saat ini, sehingga pemanfaatan jejaring sosial ini akan mempermudah perpustakaan berkomunikasi langsung dengan pemustaka.
Sedangkan Blasius Sudarsono menerangkan ada 23 langkah yang dianjurkannya untuk mempelajari P 2.0. Untuk menjaga originalitas maka 23 langkah tersebut sengaja tidak terjemahkan seperti yang telah dikutip oleh Blasius Sudarsono (2009):
Week 1: Introduction ( official start of week August 7th)
1.        Read this blog & find out about the program.
2.        Discover a few pointers from lifelong learners and learn how to nurture(pengasuhan, pemeliharaan) your own learning process.
Minggu 1: Pengenalan (start pejabat Agustus minggu 7Th)
         1.         Baca blog In i&temukan tentang suatu program.
         2.         Temukan beberapa beberapa petunjuk dari  pembelajaran seumur hidup dan  belajar bagaimana cara memelihara proses pemebelajaranmu itu.

Week 2: Blogging
1.        Set up your own blog & add your first post.
2.        Register your blog on PLCMC Central and begin your Learning 2.0 journey
Minggu 2: Blogging
         1.         Atur Blogmu dan tambahkan tulisanmu di blog tersebut.
         2.         Daftarkan blogmu di pusat PLCMC dan mulailah perjalananmu dalam pembelajaran 2.0

Week 3: Photos & Images
1.        Explore Flickr and learn about this popular image hosting site.
2.        Have some Flickr fun and discover some Flickr mashups & 3rd party sites.
3.        Create a blog post about anything technology related that interests you this week.
Minggu 3: Foto& Gambaran                                                                                           
         1.         Jelajahi Flickr dan pelajarilah tentang gambar populer.
         2.         Nikmati beberapa Flickr yang menyenangkan dan temukan beberapa mashups Flickr & situs ketiga.
         3.         Ciptakan suatu tulisan diblogmu tentang teknologi apapun yang berhubungan dengan topik yang manarik untuk minggu ini.

Week 4: RSS & Newsreaders
         1.         Learn about RSS feeds and setup your own Bloglines newsreader account.
         2.         Locate a few useful library related blogs and/or news feeds.
Minggu 4: RSS& Newsreaders
         1.         Pelajarilah susunan RSS dan atur akun Bloglines newsreader milikmu.
         2.         Tempatkan beberapa manfaat perpustakaan yang berhubungan dengan blog dan atau berita terbaru.

Week 5: Play Week
1.      Play around with an online image generator.
2.      Take a look at LibraryThing and catalog some of your favorite books.
3.      Roll your own search tool with Rollyo.
Minggu 5: Main Minggu
1.      Menimbang2 suatu generator gambar online.
2.      Memperhatikan LibraryThing  dan catalog sebagian dari buku favorit mu.
3.      Gulung alat pencarian milik mu dengan Rollyo.

Week 6: Tagging, Folksonomies & Technorati
         1.         Learn about tagging and discover a Del.icio.us (a social bookmaking site)
         2.         Explore Technorati and learn how tags work with blog posts.
         3.         Read a few perspectives on Web 2.0, Library 2.0 and the future of libraries and blog your thoughts.
Minggu 6: Tagging, Folksonomies& Technorati
         1.         Pelajarilah Tagging dan temukan alamat Del.Icio.Us ( suatu situs social bookmaking)
         2.         Jelajahilah Technorati dan pelajarilah bagaimana tag bekerja dengan beberapa postingan blog.
         3.         Bacalah beberapa perspektif  pada  Web 2.0, Perpustakaan 2.0 dan masa depan perpustakaan dan blog karya pemikiran mu.

Week 7: Wikis
         1.         Learn about wikis and discover some innovative ways that libraries are using them.
         2.         Add an entry to the Learning 2.0 SandBox wiki.
Minggu 7: Wikis
         1.         Pelajarilah wikipedia dan Temukan beberapa jalan inovatif bahwa perpustakaan  sedang menggunakan.
         2.         Tambahkan suatu masukan Pembelajaran 2.0 pada Sand Box Wiki.

Week 8: Online Applications & Tools
1.      Take a look at some online productivity (word processing, spreadsheet) tools.
2.      Explore any site from the Web 2.0 awards list, play with it and write a blog post about your findings.

Minggu 8: Aplikasi dan Peralatan Online
1.      Perhatikan beberapa produktivitas online ( pengolah kata, spreadsheet) perkakas.
2.      Jelajahi situs apapun dari daftar penghargaan Web 2.0, bermain-mainlah dengan itu dan tulis suatu artikel di blogmu dari apa yang yang telah kamu temukan tadi.

Week 9: Podcasts, Video & Downloadable audio
         1.         Discover YouTube and a few sites that allow users to upload and share videos.
         2.         Discover some useful search tools for locating podcasts.
         3.         Take a look at the titles available on NetLibrary and learn how to download audiobooks.
         4.         Summarize your thoughts about this program on your blog.
Minggu 9: Podcasts, Video& Audio Downloadable
         1.         Temukan Youtube dan beberapa lokasi yang mengijinkan para pemakai untuk upload dan berbagi video.
         2.         Temukan beberapa perkakas pencarian yang bermanfaat untuk penempatan podcasts.
         3.         Perhatikan judul yang tersedia pada Netlibrary dan belajar bagaimana cara download audiobook (buku audio).
         4.         Ringkas pemikiran mu tentang program ini pada  blog mu.

F.      Library 2.0 di Indonesia
Indonesia memang jauh tertinggal dari negara maju dalam segi teknologi terlebih keadaan perpustakaan yang berbeda-beda dari yang paling canggih hingga perustakaan yang apa adanya. Sehingga penerapan library 2.0 yang mengadopsi web 2.0 tidak mudah dilakukan di Indonesia, bahkan perpustakaan yang telah menerapkan library 2.0 belum banyak.
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sendiri belum sepenuhnya menerapkan library 2.0, namun secara kecanggihan teknologi perpustakaan tersebut sudah lebih baik dari pepustakaan perguruan tinggi lainnya di  Indonesia. Kegiatan berinteraksi langsung dan berorientasi pada pemustaka, perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sudah cukup baik.  jika dilihat dari hal-hal tersebut menurut saya, perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sudah menerapkan library 2.0 seperti yang telah dikonsepkan diatas.


BAB III
KESIMPULAN
Web 2.0 telah ada sejak tahun 2004 dan diperbaharui lagi pada tahun 2005 yang kemudian diadopsi menjadi library 2.0 oleh Michael Casey. Sejak saat itu perkembangan teknologi di perpustkaaan semakin pesat. Banyak negara-negara maju menggunakan konsep itu untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat layanan pengguna dan sumber mencari informasi.
Konsep library 2.0 sendiri yaitu sebuah perpustakaan yang mendedikasikan dirinya sebagai tempat untuk mencari informasi dan berorientasi kepada kebutuhan pengguna perpustakan. Selain itu perpustakaan juga diharapkan menerapkan digitaliasi agar kebutuhan akan kemajuan teknologi itu dapat dinikmati pula oleh pengguna perpustakaan terutama perpustakaan berbasis web.
Penerapan library 2.0 di Indonesia sendiri belum seperti yang diharapkan.  Karena jika dilihat Indonesia bukanlah negara maju yang mampu mengikuti perkembangan zaman dengan cepat. Namun, Indonesia mampu mengimbanginya melalui layananya dan sedikit mengapresikan konsep Library 2.0.



DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, Blasius . 2009. Pustakawan cinta dan teknologi. Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia.
Sudarsono, Blasius. 2009. Menerapkan Konsep Perpustakaan 2.0. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/357/jbptunikompp-gdl-blasiusdar-17824-1-menerapk-n.pdf. yang diakses pada tanggal 4 April 2012
Sudarsono, Blasius. 2008. Teori Libary 2.0 : Web 2.0 dan Dampaknya Terhadap Perpustakaan. Visi Pustaka volume 10 nomer 2 Agustus 2008.  http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=visi%20pustaka%20sudarsono%2C%202008&source=web&cd=4&ved=0CDMQFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.pnri.go.id%2FiFileDownload.aspx%3FID%3DAttachment%255CMajalahOnline%255CTeori%2520Library.pdf&ei=Jfl8T9iNEY7xrQfs-9XTDA&usg=AFQjCNEqD_sOjpFp8duNd3kZdT6L2H5CvA&cad=rja. yang diakses tanggal 4 april 2012.
Suwanto, Sri Ati. 2010.  Layanan perpustakaan elektronik dengan konsep Library 2.0. http://www.libraryjournal.com/article/CA6365200.html yang diakses pada tanggal 14 Maret 2010.
Pendit, Putu Laxman . 2009. Perpustakaan digital : Kesinambungan dan Dinamika. Jakarta: Cita Karyakarsa mandiri.
Pusat Komputer dan Sistem Informasi UIN Sunan Kalijaga. 2011. Teknologi Inromasi dan Komunikasi Tahun Akademik 2011/2012. Yogyakarta: Pusat Komputer dan Sistem Informasi UIN Sunan Kalijaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar